BERDASARKANDARISUMBER:http://soerya.surabaya.go.id/AuP/e-DU.KONTEN/edukasi.net/TIK/IP.Address/struktur_ip-address.html
Pada IPv4 Alamat IP terdiri dari bilangan biner sepanjang 32 bit yang
dibagi atas 4 segmen. Tiap segmen terdiri atas 8 bit yang berarti
memiliki nilai desimal dari 0 - 255. Luas area dari alamat IP ( range
address ) yang bisa digunakan adalah dari
00000000.00000000.00000000.00000000 sampai dengan
11111111.11111111.11111111.11111111. Jadi, ada sebanyak 232 kombinasi
address yang bisa dipakai diseluruh dunia (walaupun pada kenyataannya
ada sejumlah IP Address yang digunakan untuk keperluan khusus). Jadi,
jaringan TCP/IP dengan 32 bit address ini mampu menampung sebanyak 232
atau lebih dari 4 milyar host. Untuk memudahkan pembacaan dan penulisan,
IP Address biasanya direpresentasikan dalam bilangan desimal. Jadi,
range address di atas dapat diubah menjadi address 0.0.0.0 sampai
address 255.255.255.255. Nilai desimal dari IP Address inilah yang
dikenal dalam pemakaian sehari-hari.
2.1 Konversi Bilangan Biner, Desimal dan Hexadecimal
Didalam hitungan matematika kita lebih mengenal bilangan desimal ( 0 – 9
) dibanding bilangan biner ( 1 dan 0 ) atau hexadecimal ( 0 – F ).
Disini akan dijabarkan tentang perubahan dari bilangan desimal ke biner
atau dari biner ke hexadecimal. Konversi ini dibuat untuk memudahkan
pengguna mengetahui struktur IP yang berbasiskan bilangan biner.
2.1.1 Mengubah bilangan desimal ke biner
Cara menghitung bilangan biner dari bilangan desimal adalah dengan
metode membagi bilangan desimal dengan bilangan biner sambil
memperhatikan hasil sisa pembagian.
Contoh:
(1)192
196
|
: 2
|
=
|
96
|
sisa 0
|
96
|
: 2
|
=
|
48
|
sisa 0
|
48
|
: 2
|
=
|
24
|
sisa 0
|
24
|
: 2
|
=
|
12
|
sisa 0
|
12
|
: 2
|
=
|
6
|
sisa 0
|
6
|
: 2
|
=
|
3
|
sisa 0
|
3
|
: 2
|
=
|
1
|
sisa 1
|
Bilangan biner nya adalah angka sisa akhir dibaca dari bawah keatas,
yaitu : 11000000, dan untuk pembuktian konversi angka desimal ini bisa
dibalik dengan cara merubahnya kembali menjadi bilangan biner.
2.1.2 Mengubah bilangan biner ke desimal
Cara menghitungnya adalah dengan membuat tabel dan memposisikan bilangan
biner dengan satuan decimal sebagai berikut. Kemudian nanti jumlahkan
angka desimal tersebut berdasarkan bilangan biner yang dimasukkan.
Contoh 1 :
Binary |
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Decimal |
128
|
64
|
0
|
16
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Jika bilangan biner 0 maka decimalnya dihitung 0 tapi jika angkanya 1
maka ia dihitung berdasarkan tabel desimal yang dimaksud. Dari tabel
diatas didapatkan bilangan biner yang bernilai 1 tepat berada dikolom
desimal 128 dan 64 sedangkan angka 0 disini tidak dihitung maka
perhitungannya adalah 128 + 64 = 192.
Jadi Konversi dari bilangan biner 11000000 adalah 192
Contoh 2: tabel dibawah adalah bilangan biner 11111111
Biner |
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
Decimal |
128
|
64
|
32
|
16
|
8
|
4
|
2
|
1
|
Maka bilangan desimalnya adalah 128 + 64 + 32 + 16 + 8 + 4 + 2 + 1 = 255
2.1.3 Mengubah bilangan biner ke hexadesimal
Untuk mengubah bilangan biner ke hexadesimal, susun bilangan biner
menjadi kelompok 4 bit. Mulai pengelompokkan dari bit dari kanan kekiri.
Jika jumlah bit kelompok terakhir tidak cukup, tambahkan 0.
Hexadesimal
|
Biner
|
0
|
0000
|
1
|
0001
|
2
|
0010
|
3
|
0011
|
4
|
0100
|
5
|
0101
|
6
|
0110
|
7
|
0111
|
8
|
1000
|
9
|
1001
|
A
|
1010
|
B
|
1011
|
C
|
1100
|
D
|
1101
|
E
|
1110
|
F
|
1111
|
3.Pembagian Kelas IP Address
3.2.1IP versi 4 (IPv4)
Untuk
pembagian kelas IP address saya gunakan standar IPv4 yang terdiri atas
32 bit angka binary. Dapat disimbolkan dengan angka sebagai berikut :
Alamat IP yang dimiliki oleh sebuah host dapat dibagi ke dalam dua buah
bagian, yakni:
- Network Identifier atau Network Address (alamat jaringan) yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat jaringan di mana host berada. Semua sistem di dalam sebuah jaringan fisik yang sama harus memiliki alamat Network identifier yang sama. Network identifier juga harus bersifat unik dalam sebuah internetwork. Alamat Network Identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255.[2]
- Host Identifier atau Host address (alamat host) yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat host di dalam jaringan. Nilai Host Identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255 dan harus bersifat unik di dalam network identifier di mana ia berada.[2]
Ada 3 kelas address yang utama dalam TCP/IP, yakni kelas A, kelas B dan
kelas C. Perangkat lunak Internet Protocol menentukan pembagian jenis
kelas ini dengan menguji beberapa bit pertama dari IP Address. Penentuan
kelas ini dilakukan dengan cara berikut
1.Kelas A
Ciri-ciri dari kelas A adalah jika bit pertama bernilai 0, kelas ini
untuk konfigurasi jaringan yang berskala besar. Dari angka 0 sampai 7
bit berikutnya merupakan bit network dan 24 bit selanjutnya dinamakan
bit host. Dengan demikian hanya ada 128 network kelas A, yakni dari
nomor 0.xxx.xxx.xxx sampai 127.xxx.xxx.xxx, tetapi setiap network dapat
menampung lebih dari 16 juta (2563) host (xxx adalah variabel, nilainya
dari 0 s/d 255). Range addressnya mulai dari 1 – 126.
2.Kelas B
Ciri-ciri dari kelas B adalah jika 2 bit pertama bernilai 10, maka 14
bit berikutnya (16 bit pertama) merupakan bit network sedangkan 16 bit
terakhir merupakan bit host. Dengan demikian terdapat lebih dari 16 ribu
network kelas B (64 x 256), yakni dari network 128.0.xxx.xxx -
191.255.xxx.xxx. Setiap network kelas B mampu menampung lebih dari 65
ribu host (2562). kelas ini untuk konfigurasi jaringan berskala menengah
sampai yang berskala besar. Range addressnya mulai dari 128 – 191.
3.Kelas C
Ciri-ciri dari kelas C adalah jika 3 bit pertama bernilai 110, maka 21
bit berikutnya (24 bit pertama) merupakan bit network sedangkan 8 bit
terakhir merupakan bit host. Dengan demikian terdapat lebih dari 2 juta
network kelas C (32 x 256 x 256), yakni dari nomor 192.0.0.xxx sampai
223.255.255.xxx. Setiap network kelas C hanya mampu menampung sekitar
256 host. kelas ini untuk konfigurasi jaringan berskala kecil. Range
addressnya mulai dari 192 – 223.
Selain ke tiga kelas di atas, ada 2 kelas lagi yang ditujukan untuk
pemakaian khusus, yakni kelas D dan kelas E. Jika 4 bit pertama adalah
1110, IP Address merupakan kelas D yang digunakan untuk multicast
address, yakni sejumlah komputer yang memakai bersama suatu aplikasi
(bedakan dengan pengertian network address yang mengacu kepada sejumlah
komputer yang memakai bersama suatu network). Salah satu penggunaan
multicast address yang sedang berkembang saat ini di Internet adalah
untuk aplikasi real-time video conference yang melibatkan lebih dari dua
host (multipoint), menggunakan Multicast Backbone (MBone). Kelas
terakhir adalah kelas E (4 bit pertama adalah 1111 atau sisa dari
seluruh kelas). Pemakaiannya dicadangkan untuk kegiatan eksperimen.
3.2.2 IP versi 6 (IPv6)
Selanjutnya akan dibahas sedikit mengenai IPv6, Berbeda dengan IPv4 yang
hanya memiliki panjang 32-bit (jumlah total alamat yang dapat
dicapainya mencapai 4,294,967,296 alamat), IPv6 memiliki panjang 128-bit
yang total alamatnya mungkin hingga 2128=3,4 x 1038 alamat. Total
alamat yang sangat besar ini bertujuan untuk menyediakan ruang alamat
yang tidak akan habis (hingga beberapa masa ke depan), dan membentuk
infrastruktur routing yang disusun secara hierarkis, sehingga mengurangi
kompleksitas proses routing.
IPv6 mengizinkan adanya DHCP Server sebagai pengatur alamat otomatis.
Jika dalam IPv4 terdapat dynamic address dan static address, maka dalam
IPv6, konfigurasi alamat dengan menggunakan DHCP Server dinamakan dengan
stateful address configuration, sementara jika konfigurasi alamat IPv6
tanpa DHCP Server dinamakan dengan stateless address configuration.
Dalam IPv6, alamat 128-bit akan dibagi ke dalam 8 blok berukuran 16-bit,
yang dapat dikonversikan ke dalam bilangan heksadesimal berukuran
4-digit. Setiap blok bilangan heksadesimal tersebut akan dipisahkan
dengan tanda titik dua (:). Karenanya, format notasi yang digunakan oleh
IPv6 juga sering disebut dengan colon-hexadecimal format, berbeda
dengan IPv4 yang menggunakan dotted-decimal format. Berikut ini adalah
contoh alamat IPv6 dalam bentuk bilangan biner: Untuk menerjemahkannya
ke dalam bentuk notasi colon-hexadecimal format, angka-angka biner
dibagi ke dalam 8 buah blok berukuran 16-bit:
0010000111011010
|
0000000011010011
|
0000000000000000
|
0010111100111011
|
0000001010101010
|
0000000011111111
|
1111111000101000
|
1001110001011010
|
setiap blok berukuran 16-bit tersebut harus dikonversikan ke dalam
bilangan heksadesimal dan setiap bilangan heksadesimal tersebut
dipisahkan dengan menggunakan tanda titik dua. Hasil konversinya adalah
sebagai berikut:
21DA:00D3:0000:2F3B:02AA:00FF:FE28:9C5A
Tidak ada komentar:
Posting Komentar